D’Audio akan luncurkan Infinity One di IHEAC Show 2019

D’Audio akan luncurkan Infinity One di IHEAC Show 2019

Interview dengan Daud Pranoto, high-end speaker designer D'Audio.

D’Audio menjadi salah satu calon exhibitor IHEAC Audio Show 2019 yang akan berlangsung tanggal 14 s/d 17 Nopember 2019 yang akan datang di hotel Menara Peninsula. Avi berkunjung ke dapur D’Audio di kawasan Kelapa Gading Jakarta, 2 Juli 2019 lalu, menemui Daud Pranoto (DP) sebagai desainer D’Audio. Salah satu model speaker karyanya, Infinity One, digadang gadang akan turun di pameran ini. Apa yang menarik dari speaker ini? AVI pun melakukan interview singkat dengannya setelah mendengar bersama speaker Infinity One.

DP: Di pameran nanti, kami akan menurunkan Infinity One juga Infinity Two yang ukurannya lebih besar dari Infinity One. Selain itu, juga Polaris Grande dan Polaris. Model lain, Genesis 1 Signature yang pernah turun di IHEAC Show 2018, kembali turun lagi. Sedangkan untuk power ampli, kami gabung dengan Anda Audio, juga rekan saya lainnya.
DP: Saya mendesain Infinity ini berangkat dari hobi audio saya, misalnya di tahun 2008 pernah membuat speaker besar dengan berat 500 kilogram dan butuh 10 hingga 12 power amplifier untuk menjalankannya dan total 8400-an watt. Ini adalah speaker dengan konsep suara live.
DP : Betul. Ibarat jika kita mau dorong mobil. Kalau kaki kita tak kuat atau firm, jajakannya tak kuat, mobilnya tentu tak bisa kedorong. Apalagi bila lantai licin. Jadi tak ada tenaga untuk mendorong. Hal yang sama terjadi dengan Bass. Bass agar bisa tampil ‘Derr’, pijakan harus kuat dan speakernya besar. Kalau pijakan tak kuat, power tak akan kuat menendang ke depan. Jadi prinsip fisikalah yang diterapkan di sini.
DP: Saya membuat speaker yang besar ini sebetulnya karena kita melihat sekaligus ingin membuktikan bahwa produk kita tak kalah dengan produk yang dibuat oleh luar negeri. Saya Ingin membuka wawasan baru sehingga Indonesia punya market high-end dengan suara yang baik, dan dengan harga lebih terjangkau. Di speaker Infinity One ini juga kami ingin melakukan terobosan karena di Indonesia belum banyak yang membuat speaker stereo aktif.
DP: Menurut saya iya. Saya menciptakan Infinity One ini karena ada pemain tabung yang mainnya di Watt kecil. Mungkin di kisaran 20-30 Watt minimal. Jika 30 Watt, masih bisalah digunakan untuk memainkan speaker ini, dengan tampilan bass yang bisa besar. Bass ini dihasilkan dari speaker aktif 500 watt built in. Jadi 30 watt yang ada tadi adalah untuk mendrive driver mid dan tweter yang ada di Infinity One.
DP: Oh ya, didalamnya kita gunakan sebuah DSP (Digital Sound Processing). Jadi tidak hanya aktif. Disini tabungnya amplifier akan bisa menyesuaikan dengan amplifier didalam speaker. Jadi bisa kita kasih delay, cutting crossovernya berapa misalnya, sehingga bila kita pakai tabung yang lebih lambat dibanding transistor(ada beberapa jenis tabung yang memang bermain lambat), DSP-nya akan bisa mengikuti tempo. Jadi, keluarnya bisa sinergi dan koheren antara mid dan bass.
D’Audio akan luncurkan Infinity One di IHEAC Show 2019
DP: Betul. Tentu bisa. Kalau kita memakai Mark Levinson atau Krell misalnya,ada DSP-nya. Kita bisa atur disitu. Jadi di setiap customer nanti, saya akan adjust,menyesuaikan dengan amplinya dia. Mulai dari time alignmentdelay, lalu crossovernya. Inilah salah satu kelebihannya. Kelebihan lain, dia bisa bebas memakai ampli apa saja asalkan minimal ampli tabung 20 watt.
DP: Saya suka suara ribbon. Tweeter ini bisa bermain sampai 50 kHz. Tak banyak tentu tweeter yang bisa bermain hingga segitu. Biasanya di 25 saja sudah roll off. Tetapi adjustmentnya memang tidak mudah untuk dapatkan suara koheren. Karena midnya kan cukup besar yakni 8 inch.
D’Audio akan luncurkan Infinity One di IHEAC Show 2019
Infinity One, memakai tweeter ribbon dan driver dari SEAS
DP: Karena saya suka suara yang fast, dynamic dan life-like. Dan kalau dia diakselerasi, akan langsung jalan istilahnya. Kalau berhenti, akan langsung berhenti. Tak pakai ada seperti ekor ekornya. Saya utamakan speed dan akurasi. Memang ini tidak bisa memenuhi semua selera pasar. Karena juga suka ada yang mellow.
DP: Kami pakai driver Sinar Baja yang 15 inci karena menurut kami yang ini cukup baik. Harganya pun terjangkau. Tetapi kami perlu mengopreknya sedikit agar sesuai dengan apa yang kami butuhkan.
DP: Di konus dan internal wiring.

Itulah interview singkat AVI dengan Daud Pranoto. Infinity One sendiri dikatakan Daud memiliki desain kabinet yang rumit. Di sini tidak ada bidang yang paralel, di dalamnya ada kompartemen terpisah dan lain-lain. Speaker Infinity One yang Anda lihat ini sebenarnya belum di finishing, sehingga warna aslinya belum terlihat. Menurut Daud, warnanya akan dibuat biru. Sedangkan sisi depan berwarna hitam. Daud menjelaskan, untuk Infinity ini, warna bisa dibuat custom, sesuai keinginan customer.

Sampai jumpa di IHEAC Audio Video Show 2019

Kunjungi IHEAC Show 2019


dan Temukan Produk Terbaru


dari DAudio!



Perkumpulan Indonesia High End Audio Club kembali hadirkan 8...

Perkumpulan Indonesia High End Audio Club (IHEAC) kembali me...

Pada webinar What Hi-Fi Indonesia, Daud Pranoto (D’audio) be...

Pada webinar What Hi-Fi Indonesia kali ini, Daud Pranoto dar...

Saat bergabung dengan komunitas pecinta musik, mungkin Anda ...

Send Message